Select Page

TINGKAT kepuasan publik terhadap pemerintahan Joko Widodo-Ma’ruf Amin menunjukkan tren kenaikan. Temuan survei Center for Political Communication Studies (CPCS) menunjukkan sebanyak 82,7% publik yang merasa puas dengan kinerja Presiden Jokowi pada periode kedua ini.

Di antara yang menyatakan puas tersebut, ada 12,5% yang bahkan merasa sangat puas dipimpin Jokowi. Sedangkan yang menyatakan tidak puas hanya 16,6%, di antaranya 0,8% tidak puas sama sekali, dan sisanya 0,7% tidak tahu/tidak jawab.

Peneliti senior CPCS Hatta Binhud mengatakan, tingginya tingkat kepuasan pada momentum menjelang digelarnya Pemilu 2024 memberikan gambaran akan besarnya harapan publik agar kepemimpinan nasional berikutnya bisa melanjutkan pencapaian program-program pemerintahan Jokowi selama dua periode.

“Kepuasan yang mencapai 82,7 persen menunjukkan bahwa publik bakal memilih pasangan capres-cawapres yang paling memiliki komitmen soal keberlanjutan program Jokowi,” ujarnya lewat keterangan yang diterima, Jumat (22/12).

Menurut Hatta, wacana keberlanjutan sudah menjadi harga mati bagi mayoritas pemilih, tidak bisa ditawar-tawar lagi. “Tentu saja masih ada pemilih yang tidak puas dan menginginkan perubahan, tetapi jumlahnya relatif kecil,” tandas Hatta.

Meskipun kecil, tetapi ceruk ketidakpuasan tersebut masih bisa menjadi signifikan bagi capres-cawapres yang terus menggaungkan narasi perubahan. Sebut saja Anies Baswedan yang sejak terpilih sebagai Gubernur DKI Jakarta memposisikan diri sebagai oposisi terhadap Jokowi.

“Jika kita melihat elektabilitas Anies sebelum-sebelumnya, hampir beririsan dengan tingkat ketidakpuasan terhadap kinerja pemerintahan Jokowi,” lanjut Hatta. Namun faktanya, bersandar pada jargon perubahan saja tidak cukup untuk bisa memenangkan kontestasi Pilpres.

Bergabungnya Muhaimin Iskandar sebagai cawapres Anies dengan membawa gerbong PKB berpotensi memperluas basis dukungan.

Sebaliknya, jelas dia, posisi sulit kini dirasakan oleh pasangan Ganjar-Mahfud yang jenis kelaminnya terasa membingungkan bagi publik. “Di satu sisi ingin mendorong keberlanjutan, di sisi lain Ganjar-Mahfud harus membuat diferensiasi terhadap pasangan Prabowo-Gibran,” ujar Hatta.

Survei digelar pada 7-14 Desember 2023, dengan jumlah responden 1200 orang mewakili 34 provinsi yang diwawancarai secara tatap muka. Metode survei adalah multistage random sampling, dengan margin of error ±2,9% dan pada tingkat kepercayaan 95%. (P-3)

Sumber: https://mediaindonesia.com/politik-dan-hukum/639369/827-persen-puas-puas-kepemimpinan-jokowi-dan-ingin-keberlanjutan