Select Page

Data dan Demokrasi (Datakrasi) merupakan pola politik gaya baru, sebuah fenomena demokrasi kekinian yang lahir karena keniscayaan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Perubahan dari analog ke digital disetiap lini kehidupan masyarakat turut merubah perilaku pemilih dalam menentukan dan menyalurkan aspirasi politiknya. Data merupakan variabel terpenting dalam proses pesta demokrasi dan kunci kemenangan kandidat dalam Pilkada, Pileg dan Pilpres.

Revolusi digital adalah perubahan dari teknologi mekanik dan elektronik analog ke teknologi digital yang telah terjadi sejak tahun 1980 dan berlanjut sampai hari ini. Revolusi digital ini telah mengubah cara pandang seseorang dalam menjalani kehidupan yang sangat canggih saat ini. Sebuah teknologi yang membuat perubahan besar kepada seluruh dunia, dari mulai membantu mempermudah segala urusan sampai membuat masalah karena tidak bisa menggunakan fasilitas digital yang semakin canggih ini dengan baik dan benar.

Generasi Z atau generasi yang ketika lahir sudah ada internet, dalam perkembangannya tidak bisa lepas dari teknologi informasi dan komunikasi. Hal ini menandai babak baru era revolusi digital, pertukaran arus informasi yang sangat cepat bersifat realtime dengan menggunakan alat komunikasi berbasis internet seolah meniadakan batas batas teritori. Generasi Z saling terhubung erat dengan media baru, media sosial (WhatsUp, YouTube, Facebook, Twitter, dan Instagram) sudah menjadi kebutuhan pokok dalam kehidupan sehari hari kaum millenial.

Perilaku kekinian membentuk kebiasan baru dalam mengakses segala bentuk informasi dari offline ke online. Bahkan millennialis dalam mencari informasi tentang calon pemimpin sudah menggunakan media online. Arus informasi dan jejak digital melalui media online menjadi sebuah kumpulan data set yang sangat besar dikenal dengan istilah Big Data. Data-data tersebut merupakan sumber informasi yang sangat berharga.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) merupakan lembaga negara yang bertugas mengatur dan menyelenggarakan pemilu dalam menyusun daftar pemilih menggunakan jejaring teknologi komunikasi dan informasi yang terintegrasi dengan data KTP elektronik. Data mempengaruhi kualitas demokrasi juga kesuksesan pemilu. Saat ini media baru menjadi medan perang baru dalam membangun citra dan opini publik.

 

Oleh: Tri Okta Sulfa Kimiawan., S.I.Kom, MM (Direktur Center for Political Communication Studies/CPCS)