Tahun 2020 bangsa Indonesia sedang mengalami masa-masa genting atau berbahaya dimana kemerdekaan seolah-olah dirampas oleh penjajah bernama virus COVID-19. Masyarakat kini tidak bisa menjalankan aktivitas sehari-hari seperti biasa. Roda ekonomi berhenti, diberlakukan jam malam, bahkan ruang-ruang peribadatan pun dibatasi atas nama physical distancing. Belum lagi media massa memberitakan korban keganasan virus corona dan ancaman PHK di mana-mana. Hal ini menimbulkan keresahan dan ketakutan di tengah masyarakat akan hari esok.
Gerak cepat Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengambil langkah-langkah strategis dalam merespons dampak wabah virus corona memberikan rasa tenang dan nyaman kepada masyarakat. Kebijakan yang diambil seperti memproduksi sendiri ventilator (alat bantu pernafasan), masker, alat pelindung diri (APD), hingga obat dan vitamin sangat tepat di tengah pandemi global. Ketersediaan produk tersebut sangat dibutuhkan masyarakat Indonesia, khususnya tenaga medis yang berada di garis depan dalam melawan virus corona.
Staf khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan bahwa sudah terdapat beberapa perusahaan milik negara seperti PT LEN, PT Dirgantara Indonesia, dan PT Pindad yang memproduksi ventilator. Sedangkan PT Indofarma menjadi induk BUMN farmasi untuk pembuatan alat kesehatan, bekerjasama dengan pihak-pihak terkait. Demikian penjelasan Arya dalam video conference pada Rabu (15/4).
PT Indofarma bekerjasama dengan Universitas Indonesia (UI) dan PT Pindad membuat alat ventilator dengan ketersediaan bahan baku 70% dari dalam negeri. Tidak hanya itu, PT Indofarma sudah bekerjasama dengan usaha kecil dan menegah (UKM) serta pabrik garmen untuk memproduksi APD. Hal ini membuat harga APD yang didistribusikan oleh PT Indofarma lebih murah dibandingkan dengan APD impor.
Kemandirian yang dipelopori oleh Kementerian BUMN senapas dengan cita-cita pendiri bangsa Bung Karno. Beliau (Soekarno) mengatakan bahwa “ekonomi nanti kita buat atas kemampuan kita sendiri, dengan modal kita sendiri, dengan tenaga kita sendiri, dengan kepandaian kita sendiri.” Itu artinya, kepercayaan diri bangsa Indonesia sangat tinggi. Sama halnya dengan meraih kemerdekaan atas kekuatan kita. Perekonomian juga harusnya disusun atas kekuatan yang dimiliki bangsa Indonesia.
“Kita ini satu: bangsa tempe, ataukah satu bangsa banteng? Kalau kita satu bangsa yang berjoang, kalau kita satu fighting nation, kalau kita satu bangsa banteng, dan bukan satu bangsa tempe, marilah kita berani nyrempet-nyrempet bahaya, berani ber-Vivere Pericoloso! Asal jangan kita Vivere Pericoloso kepada Tuhan! Hiduplah ber-Vivere Pericoloso di atas jalan yang dikehendaki oleh Tuhan dan diridhai oleh Tuhan,” demikian kutipan pidato Soekarno dalam Genta Suara Revolusi Indonesia (Gesuri) pada 17 Agustus 1964.
Dengan semangat berdikari semoga bangsa Indonesia diberi kemampuan oleh Tuhan Yang Masa Esa untuk mengusir virus COVID-19 dari bumi pertiwi, Habis gelap terbitlah terang menyongsong hari esok yang gemah ripah loh jinawi.
Penulis: Tri Okta Sulfa Kimiawan, S.I. Kom, M.M. (Dosen FISIP Universitas Bung Karno)