Select Page

Prabowo Subianto masih unggul dalam bursa calon presiden, tetapi Anies kini menjadi penantang terberat. Temuan survei yang dilakukan Center for Political Communication Studies (CPCS) menunjukkan elektabilitas Anies naik cukup signifikan menjadi 14,8 persen, sedangkan Prabowo sebesar 18,3 persen.

Selain dukungan kuat dari Nasdem, sejumlah partai politik tampak mulai memberikan sinyal untuk mengusung Anies dalam Pilpres 2024 mendatang. Mengalirnya dukungan partai-partai terhadap Anies semakin meyakinkan untuk berlaga pada panggung politik nasional, terbukti pula dari tingginya elektabilitas Anies.

“Dukungan dari partai-partai memberi modal kuat bagi Anies untuk maju dalam Pilpres dan menantang Prabowo sebagai capres terkuat saat ini,” ungkap Direktur Eksekutif CPCS Tri Okta S.K. dalam press release di Jakarta pada Jumat (4/2). Sementara itu Ganjar berada pada peringkat ketiga, tipis di bawah Anies, dengan elektabilitas sebesar 14,5 persen.

Menurut Okta, menjelang berakhirnya masa jabatan sebagai Gubernur DKI Jakarta, Anies makin getol mencitrakan diri dengan kesuksesan membangun Jakarta International Stadium (JIS) dan menggelar Formula E. “Stadion dan sirkuit menjadi modal kampanye politik Anies sebelum lengser sebagai gubernur dan maju ke kancah Pilpres,” tandas Okta.

Beberapa waktu belakangan, PPP menyatakan kemungkinan untuk mengusung Anies sebagai capres. Selain mendapat gelar tokoh persatuan pembangunan, Anies juga diundang hadir dalam Muskerwil PPP di Yogyakarta. Selain Nasdem dan PPP, partai lain seperti PAN juga membuka ruang untuk mengalirkan dukungan kepada Anies.

Sebelumnya Prabowo dan Ganjar tampak mendominasi bursa capres, di mana Prabowo kerap unggul. Tetapi elektabilitas Prabowo masih stagnan, sedangkan Ganjar pun kini cenderung melandai. “Berbeda dengan Anies, posisi Ganjar masih dilematis karena harus berjuang di internal PDIP untuk bisa mendapatkan dukungan resmi dan meraih tiket capres,” tandas Okta.

Para urutan berikutnya adalah Ridwan Kamil (10,1 persen), Sandiaga Uno (7,8 persen), dan Agus Harimurti Yudhoyono (4,3 persen). “Yang menarik, Kang Emil atau RK malah lebih dulu menyatakan bakal maju dalam Pilpres, meskipun belum ada dukungan yang cukup kuat dari partai-partai,” lanjut Okta.

Nama-nama lain masih kerap mengisi bursa capres, sebut saja Erick Thohir (4,0 persen), Tri Rismaharini (3,1 persen), Khofifah Indar Parawansa (2,2 persen), dan Giring Ganesha (2,0 persen). Lalu Puan Maharani (1,5 persen), Mahfud MD (1,3 persen), Susi Pudjiastuti (1,2 persen), Airlangga Hartarto (1,1 persen), dan Andika Perkasa (1,0 persen).

Sisanya masih di bawah 1 persen, dan tidak tahu/tidak jawab 12,2 persen. “Dinamika masih terus berlangsung, termasuk seleksi dalam bursa capres dan cawapres, mengingat masih diberlakukannya ketentuan presidential threshold (PT) 20 persen yang membatasi jumlah pasangan capres-cawapres,” pungkas Okta.
Survei CPCS dilakukan pada 21-30 Januari 2022, dengan jumlah responden 1200 orang mewakili seluruh provinsi di Indonesia. Survei dilakukan melalui wawancara tatap muka terhadap responden yang dipilih dengan metode multistage random sampling. Margin of error survei sebesar ±2,9 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen. (*)