Select Page

RM.id Rakyat Merdeka – Tiga partai politik utama pendukung Pemerintah menguasai papan atas elektabilitas. Temuan survei yang dilakukan Center for Political Communication Studies (CPCS) menunjukkan PDIP unggul dengan elektabilitas 18,1 persen, disusul Gerindra (12,3 persen) dan Golkar (8,3 persen).

Pada posisi papan tengah, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) memantapkan diri dengan elektabilitas mencapai 5,5 persen. Kenaikan elektabilitas PSI disumbang oleh gelaran Rembuk Rakyat yang ditujukan untuk menjaring sosok baru penerus kepemimpinan Presiden Jokowi.

“PDIP, Gerindra, dan Golkar menduduki tiga besar elektabilitas partai politik, sedangkan di papan tengah PSI mengalami kenaikan yang didukung oleh agenda Rembuk Rakyat,” ungkap Direktur Eksekutif CPCS Tri Okta S.K. dalam press release di Jakarta pada Jumat (29/4).

Menurut Okta, unggulnya PDIP tidak terlepas dari kemenangan partai pengusung Jokowi itu selama dua pemilu berturut-turut. Sementara itu Gerindra yang sebelumnya menjadi oposisi kini bergabung ke dalam Pemerintahan Jokowi periode kedua.

Sedangkan Golkar praktis selalu hadir di setiap Pemerintahan, tidak pernah menempatkan diri sebagai partai oposisi. Berbeda dengan PDIP dan Gerindra yang terlalu memusat pada satu figur, Golkar memiliki banyak stok pemimpin yang tampil pada posisi-posisi strategis.

“Golkar bahkan pernah menggelar konvensi calon presiden, yang kemudian ditiru oleh Demokrat dan terakhir PSI dengan konsep Rembuk Rakyat,” lanjut Okta. Dalam tradisi politik Amerika Serikat, setiap pemilu selalu dilakukan konvensi capres oleh dua partai utama.

Konvensi merupakan alternatif untuk memunculkan calon-calon pemimpin secara terbuka, di mana tiap calon harus bisa menawarkan program khasnya masing-masing. Dengan demikian rakyat tidak dipaksa untuk menerima begitu saja calon, apalagi muncul pada last minute.

“Alangkah baiknya jika tradisi menggelar konvensi diformalkan dalam bentuk regulasi pemilu, sehingga partai-partai politik didorong untuk melakukannya,” tandas Okta.

Sejauh ini hanya beberapa parpol yang berniat menggelar konvensi, antara lain PSI dan Nasdem.

Nasdem sendiri meraih elektabilitas 4,0 persen, bersama-sama dengan PSI di papan tengah, serta PKB (6,8 persen), Demokrat (5,1 persen), dan PKS (4,4 persen). “Diprediksi delapan partai melenggang ke Senayan setelah melewati ambang batas 4 persen,” jelas Okta.

Dua partai yang saat ini memiliki kursi di DPR masih harus berjuang untuk lolos kembali, yaitu PPP (2,3 persen) dan PAN (1,7 persen). Mereka juga harus bersaing dengan partai-partai baru seperti Partai Ummat (1,3 persen) dan Gelora (1,0 persen).

Pada jajaran papan bawah ada Perindo (0,7 persen), Hanura (0,5 persen), PBB (0,4 persen), PKPI (0,3 persen), dan Berkarya (0,1 persen). Garuda dan Masyumi Reborn nihil, sedangkan partai-partai baru lainnya 0,7 persen, dan sisanya tidak tahu/tidak jawab 26,5 persen.

Survei CPCS dilakukan pada 11-20 April 2022, dengan jumlah responden 1200 orang mewakili 34 provinsi yang diwawancarai secara tatap muka. Metode survei adalah multistage random sampling, dengan margin of error ±2,9 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen. (MRA)

sumber: RM.ID