Select Page

PDIP dan Gerindra tetap menjadi pilihan teratas pada segmen pemilih milenial dan gen Z. Tetapi jika dibandingkan dengan trend dalam setahunan terakhir, elektabilitas PDIP berkurang banyak, sedangkan Gerindra cenderung stagnan. Di sisi lain Demokrat, PKS, dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menjadi favorit pemilih milenial dan gen Z.

Temuan survei yang dilakukan Center for Political Communication Studies (CPCS) menunjukkan elektabilitas PDIP di kalangan milenial dan gen Z mencapai 17,6 persen. Sebagai perbandingan, pada survei antara Maret 2020 hingga Maret 2021 di antara pemilih semua umur elektabilitas PDIP selalu di atas 20 persen, bahkan sempat mencapai 30-an persen.

Sementara itu Gerindra dalam rentang yang sama dan semua umur pada kisaran 12-14 persen, demikian pula pada pemilih milenial dan gen Z elektabilitasnya relatif sama yaitu 13,4 persen. Demokrat yang elektabilitasnya di antara pemilih milenial dan gen Z mencapai 10,3 persen menggusur Golkar yang biasanya selalu urutan ketiga di antara pemilih semua umur.

“PDIP dan Gerindra unggul, tetapi Demokrat, PKS, dan PSI paling favorit bagi pemilih milenial dan gen Z,” ungkap Direktur Eksekutif CPCS Tri Okta S.K. dalam press release di Jakarta pada Selasa (15/6). PKS yang biasanya pada kisaran 5 persen elektabilitasnya di antara milenial dan gen Z mencapai 7,7 persen, sedangkan PSI tembus 5,0 persen dari biasanya 4 persen.

Menurut Okta, kecenderungan menuanya pemilih partai-partai besar tidak terelakkan. Partai-partai tersebut telah menguasai panggung politik sejak reformasi 1998. Ceruk pemilihnya didominasi mereka yang berusia lebih tua, sementara demografi pemilih kini menunjukkan perkembangan signifikan anak-anak muda dari kalangan milenial dan gen Z.

Hal tersebut menjadi tantangan bagi partai-partai besar yang kini berkuasa, khususnya PDIP, Gerindra, dan Golkar. Di sisi lain, sikap kritis pemilih muda cenderung tersalurkan kepada partai-partai oposisi, yaitu Demokrat dan PKS. Hanya PSI yang relatif mendulang dukungan pemilih muda, berkat positioning selama ini yang mencitrakan diri sebagai partai anak muda.

“Kebijakan pemerintah yang didukung koalisi PDIP, Gerindra, dan Golkar mendapat resistensi dari generasi muda, terbukti dari gelombang demonstrasi yang marak pada 2019 dan 2020 lalu,” pungkas Okta. Untuk itu parpol-parpol pemerintah harus bekerja ekstra-keras untuk merangkul pemilih muda jika ingin tetap menjaga suara pada Pemilu 2024 mendatang.

Survei CPCS dilakukan pada 1-10 Juni 2021, dengan jumlah responden 1200 orang mewakili seluruh provinsi di Indonesia dan berusia 16-39 tahun. Survei dilakukan melalui sambungan telepon terhadap responden yang dipilih secara acak dari survei sebelumnya sejak 2019. Margin of error survei sebesar ±2,9 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Berikut elektabilitas partai politik pilihan milenial dan gen Z:

PDIP               17,6 persen

Gerindra         13,4 persen

Demokrat        10,3 persen

PKS                 7,7 persen

Golkar             5,0 persen

PSI                   5,0 persen

PKB                 4,3 persen

Nasdem          3,7 persen

Partai Ummat 2,0 persen

PPP                 1,4 persen

PAN                1,0 persen

Perindo           0,7 persen

Hanura           0,4 persen

Gelora             0,3 persen

Berkarya         0,1 persen

PBB                 0,0 persen

PKPI                0,0 persen

Garuda            0,0 persen

Masyumi Reborn        0,0 persen

Tidak tahu/tidak jawab         22,8 persen

(*)