Kurang setahun menuju Pemilu 2024, mayoritas publik merasa puas terhadap kepemimpinanPresiden Jokowi. Temuan survei Center for Political Communication Studies (CPCS) menunjukkan tingkat kepuasan terhadap pemerintahan Jokowi-Ma’ruf mencapai 78,3 persen.
Di antaranya 11,0 persen merasa sangat puas terhadap kinerja Jokowi. Sebaliknya, hanya ada19,1 persen yang merasa tidak puas, di antaranya 0,8 persen merasa tidak puas sama sekali, dan sisanya tidak tahu/tidak jawab sebanyak 2,6 persen.
“Tingkat kepuasan terhadap pemerintahan Jokowi pada ujung periode kedua mencapai 78,3 persen,” ungkap peneliti senior CPCS Hatta Binhudi dalam press release di Jakarta pada Senin(17/4).
Menurut Hatta, tingkat kepuasan yang terjaga tetap tinggi pada kurun setahunan menjelangpemilu mencerminkan optimisme yang kuat di mata publik. Tercatat tingkat kepuasan sebesar78,5 persen pada survei bulan Desember 2022 dan 77,8 persen pada Februari 2023.
“Hal ini menarik, mengingat masa jabatan Jokowi akan segera berakhir tetapi tingkat kepuasanmasih sangat tinggi, sesuatu yang sulit dicapai pada masa kepemimpinan sebelumnya,” tandasHatta.
Ditambah kompleksitas persoalan yang dihadapi pemerintahan Jokowi, khususnya pandemiCovid-19 yang secara resmi masih berlangsung. “Meskipun perekonomian sempat anjlok, tetapipemulihan dengan cepat mengembalikan pertumbuhan pada kisaran 5 persen,” tegas Hatta.
Dunia juga tengah dihadapkan pada situasi ketidakpastian, yang diperparah oleh gejolakgeopolitik terutama perang di Ukraina. “Nyatanya sejumlah prediksi menunjukkan ekonomiIndonesia pada sepanjang 2023 tetap kuat, atau sedikit di bawah 5 persen,” Hatta menjelaskan.
Tetap kokohnya perekonomian meskipun dihantam pandemi dan disrupsi dapat dijelaskandengan keberhasilan pada periode pertama Jokowi. Transformasi besar-besaran dilakukanJokowi dengan gencarnya pembangunan infrastruktur begitu terpilih sebagai presiden.
Tantangan utama dalam menciptakan daya saing ekonomi adalah kelancaran arus mobilitas baikpenumpang maupun barang. Lebih-lebih bagi negara kepulauan seperti Indonesia, tingginyabiaya logistik membuat rendahnya minat dalam menanamkan investasi.
Setelah sempat mangkrak akibat krisis moneter pada 1997, kini jaringan jalan tol Trans Jawasudah tersambung. Pemerintah juga menggencarkan pembangunan infrastruktur serupa di luarJawa, serta transportasi massal di kawasan aglomerasi perkotaan.
Selain membangun jalan dan rel kereta api, infrastruktur lainnya dibangun untuk mendukungsektor pertanian berupa bendungan, embung, dan saluran irigasi, yang juga bisa digunakan untukpengendalian banjir.
“Setidaknya dua sektor, yaitu transportasi dan pertanian, membuat fondasi ekonomi tetap kokohketika Covid-19 melanda, ditambah dengan invasi,” Hatta menerangkan. Dengan capaian itusaja, Jokowi mengaku sempat khawatir bakal terjadi rusuh jika waktu itu diterapkan lockdown.
Di sisi lain, tetap diakui masih banyaknya ketidakpuasan, baik yang ditimbulkan dari masalahekonomi maupun faktor lainnya. “Publik menyoroti soal korupsi dan penegakan hukum, yang masih berkelindan dengan watak birokrasi dan dampak desentralisasi,” tutur Hatta.
Terlepas dari kekurangan yang ada, prestasi yang diukir Jokowi memberikan legacy pasca-2024, sekaligus menjadi tantangan ke depan. “Setelah peluang memperpanjang masa jabatan tertutup, siapa pemimpin berikutnya yang bisa melanjutkan kerja-kerja Jokowi,” pungkas Hatta.
Survei CPCS dilakukan pada 1-7 April 2023, dengan jumlah responden 1200 orang mewakili 34 provinsi yang diwawancarai secara tatap muka. Metode survei adalah multistage random sampling, dengan margin of error ±2,9 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen. (*)