Select Page

Dalam setahun terakhir, PDIP tetap menjadi partai politik unggulan. Meskipun demikian temuan survei yang dilakukan Center for Political Communication Studies (CPCS) menunjukkan elektabilitas PDIP anjlok. Sebaliknya Partai Demokrat mengalami lonjakan elektabilitas, demikian pula dengan PKS dan PSI yang juga naik elektabilitasnya.

PDIP sebagai partai berkuasa yang utama berhasil memenangkan dua pemilu berturut-turut pada 2014 dan 2019. Dengan elektabilitas yang masih tinggi, PDIP berpeluang menang lagi pada Pemilu 2024. Di kubu oposisi, Demokrat bisa menjadi tantangan bagi PDIP. Sementara itu parpol baru Ummat yang digawangi pendiri PAN Amien Rais diam-diam membuat kejutan.

“Elektabilitas PDIP jeblok, sebaliknya dengan Demokrat yang melesat, begitu pula dengan PKS dan PSI elektabilitasnya bergerak naik dalam empat bulan terakhir, serta Partai Ummat mulai berkibar,” ungkap Direktur Eksekutif CPCS Tri Okta S.K. dalam press release di Jakarta pada Senin (25/3).

Pada survei bulan Maret 2020 elektabilitas PDIP mencapai 31,7 persen, turun menjadi 29,2 persen (Juli 2020) dan 30,4 persen (November 2020), sekarang turun lagi menjadi 23,9 persen. Demokrat dari 4,6 persen (Maret 2020) turun menjadi 3,8 persen (Juli 2020) dan 3,5 persen (November 2020), kini melejit menjadi 7,3 persen.

PKS dari 6,7 persen (Maret 2020) turun menjadi 5,7 persen (Juli 2020) dan 5,5 persen (November 2020), naik lagi menjadi 6,4 persen. PSI dari 2,8 persen (Maret 2020) naik menjadi 4,1 persen (Juli 2020) dan 4,3 persen (November 2020), terus naik menjadi 4,5 persen. Ummat memulai debut dengan 0,1 persen (November 2020) kini mencapai 1,5 persen, melampaui PAN (1,1 persen).

Sesudah PDIP adalah Gerindra (14,5 persen/13,7 persen/13,2 persen/12,7 persen) dan Golkar (8,9 persen/8,3 persen/8,1 persen/8,0 persen). Di papan tengah PKB (5,9 persen/5,8 persen/5,6 persen/5,3 persen), Nasdem (2,9 persen/3,9 persen/3,7 persen/3,5 persen), PPP (3,1 persen/2,8 persen/2,6 persen/2,4 persen), dan PAN (1,6 persen/1,4 persen/1,2 persen/1,1 persen).

Pada papan bawah Hanura (0,9 persen/0,8 persen/0,7 persen/0,6 persen), Perindo (0,7 persen/0,6 persen/0,5 persen/0,4 persen), Gelora (- persen/- persen/0,2 persen/0,3 persen), dan Berkarya (0,6 persen/0,5 persen/0,4 persen/0,2 persen). PBB, PKPI, Garuda, dan Masyumi tidak mendapat dukungan, dan sisanya tidak tahu/tidak jawab 21,9 persen.

Survei CPCS dilakukan pada 5-15 Maret 2021, dengan jumlah responden 1200 orang mewakili seluruh provinsi di Indonesia. Survei dilakukan melalui sambungan telepon terhadap responden yang dipilih secara acak dari survei sebelumnya sejak 2019. Margin of error survei sebesar ±2,9 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen. (*)